Pages

2008-06-09

Air di Desa Ciburial

Kasus kejadian Meningoensefalitis Ameba Primer (MAP) yang disebabkan oleh Naegleria sp dan Acanthamoeba sp memang saat ini masih jarang ditemukan, tapi penyakit yang ditimbulkannya hampir selalu berakhir fatal. Center of Disease Control di Atlanta menyampaikan bahwa sampai dengan Juni 2000, sudah ada hampir 200 buah kasus MAP dari seluruh penjuru dunia. Namun kasus MAP di Indonesia belum pernah ada laporan resmi, baik dari Departemen Kesehatan maupun dari publikasi ilmiah. Keberadaan Ameba non-parasitik penyebab MAP di lingkungan sekitar kita masih belum banyak disadari oleh masyarakat maupun petugas kesehatan. Hal ini mengundang pertanyaan apakah Ameba tersebut memang tidak terdapat di Indonesia ataukah memang terdapat tapi tidak menimbulkan kasus MAP. Naegleria sp dan Acanthamoeba sp adalah Ameba non-parasitik exozoic yang hidup di alam bebas, terutama pada sumber-sumber air dan tanah. Penelitian ini akan memeriksa keberadaan Ameba non-parasitik sekaligus beberapa sifat-sifat fisik dan kimia yang mempengaruhinya dari sumber-sumber air desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Bandung Utara. Selama ini penduduk desa tersebut menggunakan air dari sumber air tanpa diolah atau diberi desinfeksi, dan beberapa sumber air di desa tersebut akan diolah menjadi air minum untuk masyarakat kota Bandung. Sebanyak 50 sampel diambil secara acak dari beberapa jenis sumber air di desa Ciburial. Sampel tersebut diperiksa sebanyak 4 kali pengulangan, diteliti keberadaan Amebanya serta diidentifikasi jenisnya. Selain itu, air diukur suhu, pH dan kekeruhannya untuk mengetahui pengaruhnya terhadap populasi Ameba. Hasil yang diperoleh yaitu bahwa ternyata pada beberapa sumber air di desa Ciburial, seperti pada kolam penampungan RW 2, RW 4, RW 6, RW 7 dan RW 8 didapatkan Ameba non-parasitik, dari genus Naegleria. Suhu (rentang suhu 210 - 310 C), suhu saat pengambilan sampel (antara 22 - 28 0 C), tidak mempengaruhi keberadaan populasi Ameba. Sementara pH (Rentang pH 6,5 - 7,63), pada beberapa lokasi menunjukkan adanya perbedaan pengaruh yang secara statistik ternyata sangat bermakna (p=0.05) Demikian juga dengan kekeruhan (Rentang 1,95 sampai 175 NTU), pada beberapa lokasi kolam penampungan menunjukkan adanya perbedaan pengaruh yang secara statistik sangat bermakna (p=0,05). Ameba non-parasitik yang diperiksa dari 4 jenis sumber air, yaitu kolam besar, kolam penampungan, sumur dan mata air, ternyata Ameba tersebut hanya terdapat pada jenis sumber air kolam penampungan. Beberapa diantaranya sekaligus menjadi tempat pemeliharaan ikan. Bagi masyarakat desa Ciburial, dihimbau agar berhati-hati menggunakan sumber air dari kolam penampungan, apalagi yang sekaligus merupakan tempat pemeliharaan ikan . Sedangkan untuk identifikasi dan penentuan patogenitas spesies perlu penelitian lebih lanjut, misalnya dengan cara analisis profil DNA atau pemeriksaan menggunakan Antibodi Monoklonal menggunakan alat PCR. Perlu pula dikembangkan teknik uji patogenitas dengan metoda yang sederhana

1 komentar:

Anonymous said...

Ih seremz ya....
Klo gitzu mah qta harus harus hati-hatai yang dalam menkonsumsi air. Apalagi air minum yang ada dalam kemasan....

Post a Comment

Komentar Anda sangat berharga bagi Saya. Silakan berkomentar ...